Para pengawas melaporkan bahwa mereka telah mengirim penyelidik yang menyamar ke pabrik Shinyang pada bulan Juni tahun ini, yang, dalam hitungan hari, telah menemukan lima pekerja anak, dengan bukti yang menunjukkan mungkin ada lebih.
Karena sebagian besar order Samsung biasanya musiman, produsen seperti Shinyang memilih untuk mengatur rolling prosedur perekrutan yang tepat. Mereka diklaim telah mempekerjakan anak-anak dan remaja untuk meringankan beban kerja untuk memasok komponen ke Samsung dan membantu memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan oleh Samsung. Pekerja anak biasanya akan bekerja sekitar 11 jam per hari tanpa bayaran lembur, asuransi sosial dan tidak ada pesangon setelah pesanan selesai.
Samsung mengklaim bahwa laporan CLW itu sama sekali tidak beralasan. Dalam laporan perusahaan tahun 2014 nya, Samsung bahkan dengan jumawa memasang jargon yang indah berjudul "Harmony Global", dan Samsung mengatakan bahwa mereka telah melakukan inspeksi menyeluruh terkait kondisi kerja di 200 pabrik pemasok Samsung di sepanjang tahun 2013 hingga 2014 dan Samsung tidak menemukan satu pun kasus pekerja anak.
Dilansir dari chinalaborwatch, bertentangan dengan laporan yang diperoleh CLW, terdapat satu pabrik pemasok komponen Samsung yang telah memperkerjakan beberapa anak-anak dengan cara dan jam kerja yang sangat tidak manusiawi.
Anak-anak itu rata-rata berusia 10-12 tahun, bekerja di atas 11 jam per hari, sementara yang dibayar hanya 10 jam saja. Pelanggaran ini mulai terungkap termasuk upah yang tidak dibayar, lembur yang yang tidak diperhitungkan, jam lembur yang tidak manusiawi, tidak adanya asuransi sosial, tidak dibekalinya pelatihan keselamatan kerja, tidak ada peralatan pelindung dalam lingkungan produksi yang berbahaya, tidak dilengkapinya baju pengaman, pekerja anak-anak tersebut dipaksa untuk menandatangani lembaran kontrak kosong, persyaratan pengunduran diri ilegal, hingga tidak adanya jaminan kesehatan apapun dari perusahaan untuk buruh anak-anak tersebut.
Selama 2 tahun terakhir, CLW telah berulang kali mengungkap kasus pelanggaran tenaga kerja dalam rantai pasokan Samsung. CLW amat menyayangkan, Samsung sebagai perusahaan smartphone global, dinilai belum efektif menerapkan kode etik perburuhan dan menjunjung tinggi komitmen sosial dan kemanusiaan. Menurut CLW, mereka tidak pandang bulu dalam menindaklanjuti kasus ini, dan mereka segera mengajukan kasus ini secara pidana. (Nariswari)
Trims : Tabloid Pulsa
Komentar :
Post a Comment